Monday, April 28, 2014

Hujan Untukku

di beranda paling asing
aku duduk dan menyapa tetes-tetes hujan
yang menderas sejak kemarin sore
bersama kenangan yang mengigilkan angan
hujan meneteskan mimpi-mimpi
menyematkan rindu pada hati-hati yang mati
menghantarkan doa ke tempat paling jauh
pemecah sepi dan teman menyesap pahit kopi dan
kecemasan yang hadir tanpa permisi.
Ketika hujan nanti reda
aku rela menjadi pelangi yang hanya sementara
maka pandanglah aku, sebentar saja,
sebelum aku benar-benar memudar.
namun jika hujan tak kunjung reda
aku hanya ingin menjadi sebuah daun
yang tetap tabah sepanjang hari hujan
sampai kau;
perempuan yang menjadi matahari
datang kembali
dan menghangatkanku
mendekapku dengan sulur-sulur cahayamu
mengecup keningku dengan lembut
seraya merapalkan doa-doa,
semoga hujan tak menghanyutkan
cerita manis kita berdua.
sumber: Agus Maulana

No comments:

Post a Comment