Sunday, November 4, 2012


Burung Kertas

Mereka tak lagi berkicau sekarang
kebanyakan diam, beberapa diantaranya mati.
Warnanya pudar, sayapnya hilang
kasihan..

yang hidup tak kalah mengenaskan
mungkin karena ku kurung mereka seharian
dalam wadah kaca, berhias debu dimana mana
cinta kita juga, tambah berdebu dimakan usia

kau pasti lupa, waktu pertama lipat kertas warna
jadi seratus burung warna warni
masing masing bertuliskan satu mimpi
aku dan kau ketika besar nanti..

tapi kebanyakan harapan mental ditolak Tuhan
terlalu muluk muluk, seperti gunung yang minta dipeluk
tapi cuma satu yang dikabul
burung merah mimpikan bahagianya kau
dengan sang pawang sungguhan 

No comments:

Post a Comment