PENDAHULUAN
Setiap negara memiliki
sistem perekonomian yang berbeda-beda. Sistem yang dianut sebuah negara
biasanya sesuai dengan paham ideologi negara tersebut. Negara yang berideologi komunisme
biasanya akan menerapkan sistem sosialis. Dan jika negara tersebut menganut
paham kapitalisme maka cenderung menganut sistem ekonomi kapittalis. Ada juga
negara yang menggabungkan kedua sistem di atas atau yang biasa disebut sistem
campuran. Tetapi, ada sistem yang berdasarkan syariah Islam yaitu sistem
ekonomi Islam. Yang menganut sistem ini adalah negara-negara Islam yang ada di
dunia.
Sistem-sistem ekonomi tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sistem ekonomi kapitalis misalnya,
sangat mengedepankan kebebasan setiap individu tanpa ada campur tangan negara.
Setiap orang diperbolehkan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang
diinginkan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis merupakan kebalikan sistem
ekonomi kapitalis. Setiap individu tidak memiliki hak atas kekayaan. Semua
dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan bersama. Di sisi
lain, sistem ekonomi campuran mencoba menggabungkan kelebihan dari kedua sistem
di atas. Sistem ekonomi campuran mengakui kebebasan individu tetapi tetap ada kontrol
dari negara.
Ada satu sistem yang lebih
mengedepankan kepentingan pribadi dan kepentingan umum selama tidak
bertentangan dengan aturan syariat Islam. Sistem ini disebut juga dengan sistem
ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam memiliki sisi yang hampir sama dengan
sistem lain tetapi di sisi lain sangat berbeda dengan sistem yang ada.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ekonomi
Menurut Dumairy[1] Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang
mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas
unsur-unsur manusia dengan subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta
alat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
B. Jenis-Jenis Sistem Ekonomi
Secara umum sistem ekonomi yang dikenal dunia ada 3 macam yaitu Sistem
Ekonomi Kapitalis, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Islam.[2]
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem Ekonomi Kapitalis
adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang,
manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan
keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga
pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian
kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan
persaingan bebas dengan berbagai cara.
Ciri-ciri sistem ekonomi
Kapitalis :
1.
Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
2.
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
3.
Manusia dipandang sebagai mahluk
homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri
4.
Paham individualisme didasarkan materialisme,
warisan zaman Yunani Kuno (hedonisme)
Dalam sistem
perokonomian ini juga terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari sistem kapitalisme[3]
1.
Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan
distribusi barang-barang.
2.
Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan
melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
3.
Pengawasan politik dan social sangat minimal, karena tenaga,
waktu, dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
Kelemahan dari sistem kapitalisme[4]
1.
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak
sempurna dan persaingan monopolistic
2.
Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien,
karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan
upah buruh dan lain-lain).
2.
Sistem Ekonomi
Sosialis
Sistem Ekonomi Sosialis
adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata
kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas, dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi sosialis
merupakan suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan untuk
memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas
demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih
baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan.
Sistem Ekonomi Sosialis
berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila
berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu
atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan
kepemilikan sosial.
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis
1.
Lebih mengutamakan kebersamaan
-
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial,
sedangkan individu-individu fiksi belaka.
-
Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem
sosialis.
2.
Peran pemerintah sangat kuat
-
Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan
hingga tahap pengawasan.
-
Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh
negara
3.
Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
-
Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran
kolektivisme (masyarakat sosialis)
-
Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran
individualisme (masyarakat kapitalis)
Kelebihan sistem ekonomi sosialis:
1.
Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah
ekonomi lainnya
2.
Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
3.
Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
4.
Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
5.
Jarang terjadi krisis ekonomi
Kelemahan sistem ekonomi sosialis:
1.
Mematikan inisiatif individu untuk maju
2.
Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
3.
Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya
3. Sistem Ekonomi Islam
Secara sederhana bisa
dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan
pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari keseluruhan nilai tersebut sudah
tentu Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas. Nilai-nilai
sistem ekonomi Islam ini merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran
Islam yang komperhensif dan telah dinyatakan Allah Swt. sebagai ajaran yang
sempurna.
Karena didasarkan pada
nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam tentu saja akan berbeda
dengan sistem ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ajaran kapitalisme, dan
juga berbeda dengan sistem ekonomi sosialis yang didasarkan pada ajaran
sosialisme. Memang, dalam beberapa hal, sistem ekonomi Islam merupakan kompromi
antara kedua sistem tersebut, namun dalam banyak hal sistem ekonomi Islam
berbeda sama sekali dengan kedua sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam memiliki
sifat-sifat baik dari kapitalisme dan sosialisme, namun terlepas dari sifat
buruknya.
. Prinsip
Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip ekonomi
Islam secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1 1)
Sumber
daya dipandang sebagai amanah Allah kepada manusia, sehingga pemanfaatannya
haruslah bisa dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Implikasinya adalah manusia
harus menggunakannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain.
2)
Kepemilikan
pribadi diakui dalam batas-batas tertentu yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat dan tidak mengakui pendapatan yang diperoleh secara tidak sah.3) Bekerja adalah kekuatan penggerak utama kegiatan ekonomi Islam.
Islam mendorong manusia
untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan materi/harta dengan berbagai cara,
asalkan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Hal ini dijamin oleh Allah
bahwa Allah telah menetapkan rizki setiap makhluk yang diciptakan-Nya.
4 4)
Kepemilikan
kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang kaya, dan harus
berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
5 5)
Islam
menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan untuk
kepentingan orang banyak.
Prinsip ini didasari oleh sunnah
Rasulullah yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama atas air,
padang rumput, dan api.
6)
Seorang
muslim harus tunduk kepada Allah dan hari pertanggungjawaban di akhirat.
Kondisi ini akan mendorong
seorang muslim menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan maisir,
gharar, dan berusaha dengan cara yang batil, melampaui batas, dan sebagainya.
7 7) Zakat harus dibayarkan atas
kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
Zakat ini merupakan alat
distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang ditujukan untuk orang miskin dan
mereka yang membutuhkan. Menurut pendapat para ulama, zakat dikenakan 2,5%
untuk semua kekayaan yang tidak produktif, termasuk di dalamnya adalah uang
kas, deposito, emas, perak, dan permata, dan 10% dari pendapatan bersih
investasi.
8 8)
Islam
melarang riba dalam segala bentuknya.
Hal tersebut telah jelas
dituliskan dalam Al-Quran bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba.[5]
Ciri-ciri Ekonomi Islam:
1.
Aqidah sebagai substansi (inti) yang
menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi
2.
Syari’ah sebagai batasan untuk memformulasi
keputusan ekonomi
3.
Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam
proses optimalisasi kegiatan ekonomi
C.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Sosialis
dan Islam
Konsep
|
Kapitalis
|
Sosialis
|
Islam
|
Sumber Kekayaan
|
Sumber kekayaan sangat
langka
|
Sumber kekayaan sangat
langka
|
Sumber kekayaan alam
semesta dari Allah swt.
|
Kepemilikan
|
Setiap pribadi dibebaskan
untuk memiliki semua kekayaan yang diperolehnya.
|
Sumber kekayaan di dapat
dari perberdayaan tenaga kerja (buruh)
|
Sumber kekayaan yang kita
miliki adalah titipan dari Allah swt.
|
Tujuan Gaya Hidup Perorangan
|
Kepuasan pribadi
|
Kesetaraan penghasilan di
antara kaum buruh
|
Untuk mencapai kemakmuran
di dunia dan di akhirat.
|
Tabel di atas menerangkan 3
konsep sistem perekonomian yaitu: Kapitalis, Islam dan Sosialis.
Konsep dari ekonomi
kapitalis di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh dengan
cara bekerja keras di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada
batas, untuk mencapai tujuan hidup nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis
perusahaan di miliki oleh perorangan. Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya
demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi kapitalis. Keputusan yang
diambil atas isu yang terjadi seputar masalah ekonomi sumbernya adalah dari kalangan
kelas bawah yang membawa masalah tersebut ke level yang lebih atas.
Sementara Islam mempunyai
suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah
milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki
harus di peroleh dengan cara yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success)
dan Sa’ada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik di dunia dan akhirat).
Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapatkannya
dengan usaha yang keras untuk mencapai yang namanya Islamic Legal Maxim,
yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan
ketentuan dari prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam
transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada nya unsur Riba (interest) Maisir
(judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Lain halnya dengan konsep
ekonomi sosialis, di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di
peroleh lewat pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di semua bidang, pertambangan,
pertanian, dan lainnya. Dalam sistem Sosialis, semua bidang usaha
dimiliki dan diproduksi oleh negara. Tidak terciptanya market (pasar) dan
tidak terjadinya supply dan demand, karena Negara yang menyediakan semua
kebutuhan rakyatnya secara merata. Perumusan masalah dan keputusan di tangani
langsung oleh negara.
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin
hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu
tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia
dengan subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta alat kelembagaan yang
mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
Secara umum sietem ekonomi
yang dikenal dunia ada 3, yaitu Sistem Ekonomi Kapitalis, Sistem Ekonomi
Sosialis, dan Sistem Ekonomi Islam.
Sistem Ekonomi Kapitalis
adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang,
manjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Sistem Ekonomi Sosialis
adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah
Secara
sederhana bisa dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem
ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari
keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al-Quran, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas.
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy, Perekonomian
Indonesia, Erlangga: Jakarta
Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam
Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2005
Tambunan, Tulus T.H, Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah
Penting, Ghalia Indonesia:
Jakarta,2003